Pro Kontra Valentine's Day
Valentine,s Day menjadi sebuah hari yang kontroversial. Ini didasarkan pada dua perbedaan pendapat dari dua belah pihak.
Pihak pertama yang kontra menyatakan bahwa Valentine's day
adalah sebuah perayaan yang merupakan budaya Asing yang tidak sesuai
dengan budaya Bangsa Indonesia. Kegiatan yang sering dilakukan remaja
atau anak sekolah baik SMP,SMA, sampai anak kuliahan terkadang terlalu
berlebihan. Contohnya beberapa sekolah sering mengadakan Valentine's Day
dengan acara-acara seperti "katakan cinta" di mana acara tersebut
disadur dari acara TV yang mengarahkan seorang lelaki/wanita menyatakan
cinta kepada orang yang ditaksirnya. Ada lagi acara yang dikemas dengan
tema "Surat Cinta". Acara ini dibuat untuk membacakan surat cinta dari
"A" kepada "B". Berbagai acara tersebut terkadang tidak terkontrol,
sehingga menjadikan ajang "bully" bagi anak yang ditolak
cintanya. Ironis memang!! Di saat kita sedang menata psikologi generasi
penerus bangsa dengan mental baja, mental kreatif, dalam satu hari yang
notabene hari kasih sayang, psikologi anak pun jatuh tanpa ampun. Belum
lagi acara-acara yang dilakukan di luar sekolah, seperti nonton bareng,
menyatakan cinta di tempat-tempat sepi, bahkan banyak anak muda yang
menghabiskan waktu di night club ataupun kafe remang-remang. Ini yang
membuat beberapa daerah jelas-jelas sudah menentang aktivitas ber -valalentine day ini, seperti Bandung, Sukabumi, Malang, Salatiga, Sukoharjo, Wonogiri, Depok, dan banyak lagi.
Dinas Pendidikan Kota Bandung bahkan membuat surat edaran kepada para kepala sekolah SD, SMP, SMA, SMK se kota Bandung yang berisi pelarangan perayaan hari valentine
di semua sekolah di lingkungan kota Bandung. Apabila dilakukan maka
akan dikenai sanksi sesuai tata tertib dan perundang-undangan yang
berlaku.
Sedangkan
Dinas Pendidikan Sukabumi hampir senada dengan Dinas Kota Bandung,
hanya tidak disertai sanksi namun himbauan kepada guru agar
berkomunikasi dengan pihak orangtua agar mengawasi putra-putrinya.
Sikap dari Pihak yang Pro terhadap Valentine's Day (kebanyakan anak muda) mengatakan bahwa Valentine'day
merupakan hari dimana semua orang bisa mengungkapkan rasa sayangnya
lewat kata-kata, hadiah, ataupun bentuk apapun yang sesuai dengan budaya
bangsa. Memang seyogianya Kasih sayang itu harus ditunjukkan setiap saat, tapi momen Valentine's Day
justru ajang mengingatkan kaum muda untuk tidak lupa menyatakan rasa
sayangnya yang jaman sekarang sudah mulai pudar. Contohnya, banyak
pejabat di negara ini yang sudah tidak memiliki kasih sayang dengan cara
merampas hak rakyat lewat korupsi. Kekayaan bangsa yang seharusnya
untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat dirampok untuk kepentingan
pribadi dan golongan.
Banyak anak muda sekarang juga sudah sadar bahwa Valentine's Day
sudah seharusnya diisi untuk menyatakan rasa cinta tidak terhadap
kekasih, tapi kepada orangtua, guru, dan terutama kepada sahabat
sebangsa dan setanah air yang sedang mengalami kesusahan, seperti korban
bencana alam, sahabat yang tidak mampu bersekolah, atau kondisi sahabat
yang dimasukkan ke dalam daftar tak mampu dan tak memiliki orangtua.
Hal ini senada dengan pihak Pemkot Bekasi yang justru mencabut larangan perayaan Valentine.
"Hari Valentine
banyak orang yang mengekspresikan rasa kasih sayang dengan berbagai
cara yang tentunya positif. Karena itu, tidak perlu ada larangan," ujar
Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi. Beliau mengatakan bahwa setiap orang
punya cara untuk mengekspresikan kasih sayang, maka kita tidak perlu
mengeluarkan larangan soal perayaan hari Valentine bagi siapapun yang mau merayakan.
Rahmat mengatakan, meski pemerintah daerah tidak melarang namun pihaknya berharap agar warga yang ingin merayakan Valentine,
tidak mengganggu ketertiban umum di wilayah Kota Bekasi, dan harus
diisi dengan hal-hal yang positif bukan negatif apalagi jika wujud
perayaan tersebut diekspresikan dengan tindakan asusila yang
bertentangan dengan budaya bangsa yang dapat melanggar norma agama maka
konsekuensi yang akan diambil adalah melakukan tindakan tegas dari
aparat penegak hukum.
Mungkin ini menjadi bahan perenungan untuk pejabat terkait. Bahwa pelarangan merayakan Valentine's Day
bukan cara yang bijak. Karena sebagian karakter anak muda kita, kalau
dilarang justru membuat penasaran, dan melakukan tindakan perayaan
secara sembunyi-sembunyi dari pantauan orangtua dan guru. Alangkah
bijaknya andaikan dilakukan komunikasi dan arahan kepada para anak muda
kita. Acara perayaan tersebut dapat dilakukan di sekolah dengan cara
yang berbeda, misalnya dengan cara mengumpulkan pakaian layak pakai,
obat-obatan, uang, dan lain sebagainya untuk disumbangkan kepada korban
bencana alam, atau dalam bentuk kunjungan siswa-siswi ke Panti Asuhan,
Panti Jompo, atau mengundang mereka merayakan valentine bersama di sekolah. Bisa juga dengan melakukan lomba menulis artikel tentang Hari Kasih Sayang
Nasional yang ditujukan kepada rakyat atau para koruptor sekalipun.
Banyak sekali acara - acara yang bisa dibuat dengan kreativitas anak
muda sekarang. Yang paling penting, bagaimana menanamkan kepada generasi
penerus bangsa Indonesia untuk selalu selektif, bahwa budaya asing yang
baik dapat kita tiru asalkan disesuaikan dengan budaya bangsa Indonesia
yang penuh welas asih kepada sesama.
Keputusan
apapun yang diambil tiap kepala daerah kepada generasi bangsa di
daerahnya masing-masing, menjadi titik balik karakter pribadi anak
bangsa ini di masa mendatang. Bangsa Indonesia mempunyai alam yang
sangat kaya. Tinggal bagaimana kita mengarahkan anak bangsa yng tercinta
ini untuk melakukan tugasnya dengan "Takut akan Tuhan".
Percayalah generasi bangsa ini akan jauh lebih baik lagi dibanding
generasi sekarang. Percayalah bangsa ini mampu menangkal budaya asing
yang berdatangan dengan membludak. Percayalah bangsa ini tidak akan
takut dengan era apapun. Kita mampu bersaing di era MEA sekalipun,
asalkan orangtua, pendidik, dan pejabat di negara ini bersatu padu
mendidik generasi bangsa ini untuk kejayaan bangsa Indonesia.
Salam Bhineka Tunggal Ika
No comments:
Post a Comment